Minggu, 01 Maret 2009

Pantat Berbulu (Dalam Hati)

Beranjak kata
terelak bara yang tak kunjung arang
pada bibir-bibir kering yang mudah terbakar
gelak berkhianat
cibir mengumpat
salam berderuk
hati mengutuk
pantat berbulu ...

Berkedip mata
terbias cahaya yang tak kunjung padam
hidup di antara kertas
dengang tak ketus
keluai mencuri ayam
beranak .......

Bertekuk lutut
tertatih langkah yang tak putus jalan
pada setapak yang bersimpang-simpang
nafas terengah
peluh bersimbah
menginyam malu
darah ke ujung rambut
hantu belau...

Pada waktu yang separuh
jelas kerut di kening lebam
menyingau masa yang tak mungkin kembali pulang
menyorot waktu yang tersisa
beraksa tumbang di tengah terik
tak tahan menatap pada geliat
langit tak mau jadi sahabat
air mata jatuh ke dalam hati
manusia mati menahan dendam

2 komentar:

  1. Aku
    nyala api itu
    yang tak kan menghanguskan nyalimu
    Aku air itu
    yang tak kan memporakporandakan nuranimu
    dan kalian satu dalam puisi
    Aku
    bangga denganmu
    yang tetap mencintai
    menjaga,
    Bahasa Indonesia
    sebagagai pilihan

    BalasHapus
  2. terengah...
    tertatah....
    tersepah dalam kalah

    BalasHapus